PENGANTAR TEKNOLOGI SISTEM CERDAS
Mobil Tanpa Pengemudi
Disusun Oleh
Kelompok 2 :
Desti
Nurismawati
12114776
Dewandra Sapto
P
12114863
Fadhil
Dzulfiqar
13114736
Farid Nurachman
13114977
Faruk
Albab
14114011
Frida
Riskianti
14114389
Hadyan
Ramadhan
1D114084
Hanifah
Awaliah
14114758
Kelas
: 3 KA 13
Dosen
: Eel Susilowati
JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2016/2017
ABSTRAK
Teknologi
modern dunia otomotif telah mengambil langkah yang lebih jauh dengan menciptakan
teknologi mobil tanpa pengemudi yang memungkinkan pengemudi mengendarai mobil
tanpa kontak langsung dengan kemudinya. Dengan kemajuan ini tentunya akan
membuat kehidupan semua orang menjadi lebih mudah. Namun terlepas dari
kecanggihan teknologi itu, mobil otomatis ini juga pastinya memiliki
kekurangan. Mengendarai mobil tak semudah yang dibayangkan, walaupun
menggunakan mobil otomatis. Tentunya diperlukan juga sumberdaya manusia untuk
mengendalikannya. Mesin tetaplah mesin, yang tetap membutuhkan seorang operator
untuk mengendalikannya.
Beberapa mobil prototipe mobil
otomatis memang telah diperkenalkan bahkan diuji cobakan. Setelah
disempurnakan, teknologi mobil tanpa pengemudi akan sangat membantu pengendara
untuk berkendara dengan aman. Hal ini khususnya sangat bermanfaat bagi
orang-orang tua dan juga orang-orang dengan keterbatasan fisik. Melihat jumlah
kecelakaan yang sebagian besarnya disebabkan oleh human error, sistem
ini diharapkan mampu menyelamatkan jutaan nyawa. Teknologi juga dapat membantu
sistem transportasi agar lebih efisien karena disinkronkan dengan lalu lintas
sehingga dapat mengurangi kemacetan. Meskipun banyak keuntungan yang didapatkan
dari sistem mobil tanpa pengemudi atau kemudi otomatis ini, hal yang menjadi
hambatan adalah masalah teknis dan kerusakan sistemnya sendiri. Komputer
memang diketahui mampu bereaksi lebih cepat dan lebih cerdas dari otak manusia,
tetapi komputer tetaplah barang elektronik yang bergantung pada fungsi
yang tepat untuk bekerja dengan baik. Jika ada sesuatu yang tidak beres dari
fungsinya, maka tak pelak itu dapat menyebabkan bencana bagi pengguna. Jika
teknologi mobil tanpa pengemudi benar-benar menjadi kenyataan, maka akan
dibutuhkan analisis secara detail akan kesiapan seluruh fungsinya agar tak menyebabkan
kesalahan fatal saat dikendarai.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji
syukur atas kehadirat Tuhan YME karena atas karunianya kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah “Mobil Tanpa Pengemudi” yang merupakan bagian dari mata kuliah
Pengantar Teknologi Sistem Cerdas. Dari makalah ini kami berharap pembaca dapat
menambah wawasan dari salah satu teknologi terbaru yang mulai banyak
diciptakan.
Kami berterimakasih kepada bapak/ibu
dosen yang telah membimbing kami selama ini, tidak lupa juga kami
berterimakasih atas segala pihak yang telah membantu kami dalam mengerjakan
makalah ini.
Kami meminta maaf apabila ada
kesalahan dalam pengenjaan laporan ini, kritik dan saran yang membantu sangat
diharapkan dalam pekerjaan kami untuk kedepannya.
Depok,
Oktober 2016
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perkembangan
teknologi yang sangat pesat membuat indrustri otomotif mengimprovisasi dunia
otomotif dengan dunia teknologi. Salah satu contohnya teknologi yang sudah di
terapkan di dunia otomotif adalah mobil tanpa pengemudi. Teknologi ini
terbilang masih baru dan sudah nyata. Dengan mobil autonomous, pengemudi tidak perlu
repot-repot lagi memegang kendali setir, cukup duduk manis di dalam mobil,
pengemudi siap diantar ke lokasi tujuan. Tak hanya itu, mobil jenis ini akan
melambat ketika berada dalam kondisi lalu lintas yang padat atau pun ada
pejalan kaki.
Tak hanya bisa berjalan
sendiri, mobil jenis ini juga bisa parkir dan mencari tuannya dengan mencari
titik kordinat yang sudah ditentukan lewat bantuan satelit. Untuk itu, pada
mata kuliah Pengantar Teknologi Sistem Cerdas akan kami
bahas mengenai Mobil Tanpa Pengemudi..
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari mobil tanpa pengemudi ?
2. Bagaimana cara kerja
mobil tanpa pengemudi ?
3. Apa dampak dari mobil
tanpa pengemudi ?
4. Siapa sajakah yang
melakukan uji coba prototipe mobil tanpa pengemudi ?
1.3. Tujuan
1.
Untuk
megetahui pengertian dari mobil tanpa pengemudi.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana cara kerja mobil tanpa pengemudi.
3.
Untuk
mengetahui dampak dari mobil tanpa pengemudi.
4.
Untuk
mengetahui siapa saja yang melakukan uji coba prototipe mobil tanpa
pengemudi.
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Mobil Tanpa Pengemudi
Self Driving Car disingkat SDC
adalah proyek yang melibatkan
mobil otonom dan mobil listrik yang dilengkapi perangkat lunak .Mobil tanpa
pengemudi yang tidak melibatkan setir dan alat mekanik lain seperti pedal gas,
kopling maupun rem kembali diperkenalkan. Mobil tersebut dioperasikan di
sekitar California dekat kantor Google di Mountain View. Mobil tersebut bisa
dipanggil dengan menggunakan HP untuk menentukan lokasi penjemputan serta
lokasi tujuan.
Proyek Gogole Driverless Car
merupakan usaha ambisius oleh tim insinyur yang disponsori Google untuk membuat
perangkat lunak kecerdasan buatan yang cukup kuat untuk memungkinkan mobil (
tanpa pengemudi ) untuk berkendara di jalanan. Yang terpenting, perangkat lunak
buatan para insinyur ini diciptakan tidak hanya untuk menavigasi mobil sehingga
tidak menabrak pembatas jalan atau masuk ke selokan, tetapi tujuan utamanya
adalah untuk menciptakan mobil yang dapat mengemudi di jalan dengan pengemudi
lainnya, merespons seperti halnya seorang pengemudi merespons dan membuat
keputusan layaknya seorang manusia. Dan sementara mobil tanpa pengemudi mungkin
tampak seperti terinspirasi dari film futuristik, mereka sebenarnya jauh lebih
mungkin diwujudkan daripada yang Anda pikirkan. Nevada, California, dan Florida
semua mengeluarkan undang-undang yang mengizinkan mobil tanpa pengemudi tahun ini.Salah
satu keuntungan besar dari mobil tanpa pengemudi ialah mereka akan mentaati
batas maksimum kecepatan, menjaga jarak aman dengan kendaraan
lainnya. Jika ada satu hal yang tampaknya pasti tentang Google Driverless
Car, itu adalah bahwa teknologi yang dikembangkan ini akan segera hadir ke showroom
mobil di dekat Anda.
Mobil-mobil sejenisnya mungkin saat
ini sedang dikembangkan oleh berbagai perusahaan elektronik seperti Samsung,
Apple dan tentu saja perusahaan perusahaan mobil. Namun, hanya Google yang saat
ini sudah melakukan berbagai uji coba secara nyata dan mempublikasikannya di
YouTube. Untuk sementara, Google melakukan pengembangan untuk
prototipe mobil tersebut di daerah Detroit.
Mobil ini
menggunakan tenaga listrik yang bisa berjalan hingga 100 mil menggunakan
berbagai kombinasi sensor dan software teknologi terbaru untuk mencari sendiri kondisi
lingkungan di sekitarnya yang dikombinasikan dengan Google Maps dan GPS. Semua
mobil dilengkapi dengan sistem navigasi satelit, radar, laser, dan camera 360o.
Software yang disematkan pada mobil
bisa mengenali berbagai jenis objek mulai dari manusia, mobil, marka jalan,
rambu-rambu, lampu lalu lintas, dan dapat mengenali berbagai hal yang ada di
jalan termasuk juga pengendara sepeda dan lain-lain. Tidak hanya itu, mobil ini
juga mampu mendeteksi pekerja jalan dan bisa menavigasi dengan aman mobil
tersebut tanpa menyebabkan kecelakaan. Pada prototype terbaru, sensor yang
disematkan pada mobil tanpa pengemudi mampu melihat ke segala
arah hingga jarak 180 meter.
Mobil prototype baru ini tentu saja
lebih lengkap dibandingkan dengan beberapa mobil yang telah di uji coba
sebelumnya seperti Lexus maupun Toyota. Mobil tersebut saat ini masih dibatasi
kecepatan maksimalnya hanya sebesar 40 km/jam.
Body mobil sudah dimodifikasi dan
dibuat seaman mungkin di bagian depan, bemper mobil menggunakan busa, kemudian
menggunakan kaca yang fleksibel agar aman untuk pejalan kaki maupun pengguna
sepeda apabila terjadi kecelakaan.
2.3. Dampak Mobil Tanpa Pengemudi
2.3.1. Dampak Positif
Mobil tanpa pengemudi ini dibuat
sebagai alat transportasi yang aman bagi anak-anak, manula dan mereka yang
tidak lagi sanggup mengemudi mobil sendiri. Google telah melengkapinya dengan
sensor canggih yang hampir tidak memiliki titik buta. Bukan hanya itu,
rangkaian sensor yang mobil tersebut miliki dapat membaca objek seluas dua kali
lapangan sepak bola ke seluruh penjuru. Kemampuan ini sangat berguna untuk
menavigasi jalan-jalan yang penuh dengan persimpangan. Mobil ini juga akan
melaju dengan kecepatan maksimal 40 kilometer per jam. Melihat jumlah
kecelakaan yang sebagian besarnya disebabkan oleh human error,
sistem ini diharapkan mampu menyelamatkan jutaan nyawa.
2.3.2. Dampak Negatif
Meskipun banyak keuntungan
yang didapatkan dari sistem self-driving atau mobil tanpa pengemudi
ini, hal yang menjadi hambatan adalah masalah teknis dan kerusakan
sistemnya sendiri. Komputer memang diketahui mampu bereaksi lebih cepat
dan lebih cerdas dari otak manusia, tetapi komputer tetaplah barang elektronik
yang bergantung pada fungsi yang tepat untuk bekerja dengan baik. Jika
ada sesuatu yang tidak beres dari fungsinya, maka tak pelak itu dapat
menyebabkan bencana bagi pengguna. Dengan demikian, Jika teknologi
self-driving benar-benar menjadi kenyataan, maka akan dibutuhkan analisis
secara detail akan kesiapan seluruh fungsinya agar tak menyebabkan kesalahan
fatal saat dikendarai. Dan beberapa peneliti yang bekerja di bidang ini sedang
menyelidiki potensi kerugian untuk teknologi mobil tanpa pengendara. Mereka
percaya bahwa mereka bisa membuat lalu lintas lebih buruk karena orang pada
akhirnya akan menerima kemacetan karena tidak perlu mengendarai mobil mereka
sendiri. Terlihat seperti kartun, mobil tersebut tidak memiliki kap mobil, dan
roda yang terdorong ke sudut.
2.4. Beberapa Prototipe Mobil Tanpa Pengemudi
2.4.1.
Google Driverless Car
Google Driverless Car merupakan
proyek dari Google yang dipimpin oleh Sebastian Thurn. Ketika sahabatnya
meninggal dalam kecelakaan mobil, dia men-dedikasikan hidupnya untuk
menyelamatkan orang lain dari kecelakaan mobil, sehingga dia membuat driverless
car.
System ini menggabungkan informasi
yang dikumpulkan dari Google Street View dengan Artificial Intelligence
software yang menggabungkan input dari kamera video yang ada di dalam mobil,
LIDAR (sensor optikal yang menggunakan laser untuk mengetahui jarak/posisi
benda yang ada di segitarnya) sensor diatas kendaraan, radar sensor dibagian
depan kendaraan, dan sensor posisi yang melekat pada salah satu dari bagian
belakang roda untuk menentukan posisi mobil pada peta. Dalam system ini, batas
kecepatan telah ditentukan dan disimpan pada peta serta dapat mempertahankan
jarak dari kendaraan lain yang ada disegitarnya dengan menggunakan system
sensor.
Meskipun berjalan secara otomatis,
tapi bukan berarti manusia kehilangan control sepenuhnya atas kendaraan mereka.
System ini menyediakan override yang memungkinkan pengemudi manusia untuk
mengambil alih kendali seperti menginjak rem atau memutar roda, mirip seperti
cruise control yang sudah terdapat pada setiap mobil.
Google telah menguji beberapa
kendaraan yang dilengkapi dengan system ini, mengemudi sejauh 1000 mil tanpa
adanya campur tangan atau control dari manusia. Google telah melakukan
pengujian di daerah San Fransisco Lambard Street yang memiliki lalu lintas yang
padat, Jembatan Golden Gate, Pasific Coast Highway, dan jalur lingkar danau
Tahoe. Google lebih meningkatkan akurasi dari system ini agar dapat membantu
mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas.
2.4.2. FROG (Free Ranging On Grid)
FROG (Free Ranging On Grid)
technology adalah salah satu dari teknologi Driverless Car yang berasal dari
Belanda. Kendaraan Frog dilengkapi dengan computer yang berisi peta wilayah
dimana kendaraan tersebut beroperasi. Mobil ini menggunakan berbagai titik
kalibrasi (landmark elekrtonik untuk kendaraan) di wilayah kerjanya. Kendaraan
mulai dari lokasi yang dikenal dan menggunakan peta untuk menentukan rute
tujuan. Kendaraan ini dengan sendirinya menyimpan semua jalur dan lokasi yang
telah dilaluinya untuk nanti digunakan pada perjalanan selanjutnya.
FROG dapat digunakan untuk
transportasi umum, penumpang tinggal menekan tombol pemanggil kendaraan. Ketika
kendaraan FROG tiba, penumpang masuk dan menekan tombol untuk tujuan mereka
menggunakan on-nboard computer, peta, dan titik kalibrasi. Kelemahan dari
teknologi FROG adalah hanya dapat digunakan dalam area yang terbatas. Saat ini
pengembangan sedang dilakukan agar FROG dapat digunakan dalam area yang lebih
luas.
2.4.3. Dennis Hong's Driverless Car
Seperti Google, yang lain juga telah
sibuk mengembangkan sistem mengemudi otomatis. Seorang ahli teknik mesin dari
Virginia Tech, Dennis Hong bersama timnya, juga mengembangkan sebuah prototipe
kendaraan driverless untuk DARPA Urban Challenge. Tujuannya utuk membangun
mobil bagi orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik seperti buta dan cacat
lainnya. Mobil ini dapat diprogram untuk melakukan perjalanan ke tujuan
tertentu dan hanya memerlukan sedikit sekali bantuan dari pengemudinya.
Perusahaan pengembang teknologi
robot, TORC, juga bekerjasama dengan Hong untuk NFB Blind Driver Challenge,
sebuah kompetisi yang menampilkan kendaraan untuk digunakan orang buta.
Hasilnya adalah sebuah prototipe mobil yang menggunakan sensor dan persepsi
untuk kaum tunanetra agar dapat berinteraksi melalui antarmuka non-visual
seperti sarung tangan getar yang menginformasikan mengenai kemudi, perangkat
getar lain untuk informasi kecepatan, dan sistem yang menggunakan pola aliran
udara terkompresi untuk menghasilkan gambar.
2.4.4.Free University Driverless Car
Para peneliti dari Free University
di Berlin, Jerman, juga mengembangkan kendaraan driverless yang diujicobakan di
jalan-jalan ibukota. Mobil Volkswagen Passat yang dijadikan percobaan
dioperasikan menggunakan sistem berteknologi tinggi dari satnav, elektronik,
komputer, scanner, laser, dan kamera. Seperti teknologi lain yang dikembangkan
Google dan Dennis Hong, teknologi dari Jerman ini bisa melihat rintangan,
pejalan kaki, dan pohon serta bereaksi terhadap lampu lalu lintas.
Menurut kepala tim penelitian dari
universitas ini, Raul Rojas, mobil ini bereaksi lebih cepat dengan
lingkungannya daripada manusia. Rojas juga mengatakan bahwa teknologi ini
tentunya akan membuat mengemudi di masa depan menjadi lebih aman. Tetapi
masalahnya adalah jika kecelakaan terjadi, siapakah yang akan disalahkan?
Pengemudi ataukah pembuat teknologinya?
2.4.5. BMW's New Driverless Car
Perusahaan otomotif asal Jerman juga
tak mau ketinggalan. Mereka telah menguji teknologi driverless atau kemudi
otomatis, dan sistemnya bekerja dengan baik. Mereka mencoba teknologi ini pada
sebuah mobil tanpa pengemudi yang diprogram untuk melintasi jalanan antara kota
Munich dan Nuremberg. BMW memanfaatkan sistem seperti cruise control untuk memonitor
lalu lintas, satnav, lane departure warning, dan kamera belakang. Satu-satunya
peran pengemudi di sini adalah ketika sistem kehilangan arah atau ketika tidak
bisa membuat perhitungan lebih lanjut.
Meskipun sangat berguna, BMW
mengatakan bahwa teknologi semacam ini tidak akan bisa diproduksi massal untuk
masyarakat hingga beberapa dekade lagi. Hingga saat itu tiba, teknologi ini
akan berkembang lebih jauh lagi dan sistem navigasinya akan mampu mendeteksi
hambatan di sekitarnya seperti pekerjaaan jalan, peringatan batas kecepatan,
dan zona sekolah.
2.4.6. Tesla Model S
Selama ini seperti yang sudah kita ketahui, produsen mobil listrik Tesla
sedang ‘getol’ untuk mengembangkan teknologi autopilot yang diharapkan bisa
dikembangkan untuk mobil produksi massal. Akhirnya setelah menempuh berbagai
penelitian dan perancangan, sistem autopilot pada mobil Tesla siap untuk
diterapkan pada mobil produksi massal. Saat ini sendiri, Tesla masih melakukan
tahap pertama penerapan untuk teknologi autopilot pada mobil.
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Teknologi mobil tanpa pengemudi
memungkinkan pengemudi mengendarai mobil tanpa kontak langsung dengan
kemudinya.
2. Beberapa mobil prototipe mobil otomatis
memang telah diperkenalkan bahkan diujicobakan, seperti Google Driverless Car,
FROG (Free Ranging On Grid), Dennis Hong's Driverless Car, Free University
Driverless Car, BMW's New Driverless Car, Tesla Model S.
3. Teknologi mobil tanpa pengemudi akan
sangat membantu pengendara untuk berkendara dengan aman. Hal ini khususnya
sangat bermanfaat bagi orang-orang tua dan juga orang-orang dengan keterbatasan
fisik dan juga kecelakaan yang disebabkan Human Error.
SARAN
1. Jika teknologi mobil tanpa pengemudi
benar-benar menjadi kenyataan, maka akan dibutuhkan analisis secara detail akan
kesiapan seluruh fungsinya agar tak menyebabkan kesalahan fatal saat
dikendarai.
2. Komputer memang diketahui mampu
bereaksi lebih cepat dan lebih cerdas dari otak manusia, tetapi komputer
tetaplah barang elektronik yang bergantung pada fungsi yang tepat untuk
bekerja dengan baik. Jika ada sesuatu yang tidak beres dari fungsinya, maka tak
pelak itu dapat menyebabkan bencana bagi pengguna
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar